Senin, 11 November 2013

Rain (when you can't hate someone you love) : by Achmad Muzzaky

Hujan Deras ..

Hal 1 :


Hujan disini terlalu deras.. aku tidak berani keluar dan menemukan sesuatu yang seharusnya dan layak untuk aku dapatkan. aku hanya dapat menghangatkan tubuh ku di gubuk kecil ini. iya.. gubuk yang penuh kenangan yang sudah lama ditinggal. terlihat beberapa atap yang sudah mulai bolong, dinding yang mulai rapuh, lantai yang hanya beralaskan tumpukan jerami yang diperuntukkan untuk aku tidur, selimut dari dahan saat aku tidur di malam, siang aku mencari sisi bagian yang sejuk untuk aku berteduh, saat hujan pun aku kehujanan.
tidak ada seorang pun disini, aku hanya bernafas sendiri di gubuk ini. dan aku belum mau untuk keluar dari sini, karena aku merasa di luar belum aman untuk aku jalani. diluar, dan menemukan hal baru yang akan mengajakku untuk membangun tempat berteduh seperti ini pun akan terasa mengerikan bila akhirnya hanya aku yang tinggal sendirian. di dalam aku lebih merasa nyaman dan banyak belajar.


Dengannya, aku membangun gubuk ini beberapa tahun lalu, kau membangun ventilasi nya dan aku atap nya,kau membangun pintunya, aku dindingnya, tidak ada membangun sendiri-sendiri dan mengerjakan 2 hal sekaligus. berhari menjadi minggu, berminggu menjadi bulan, kita tetap setia membangunnya. setelah sebelumnya aku tidak berani mempunyai angan-angan untuk mempunyai tempat indah ini yang sekarang menjadi usang setelah kau tinggalkan. 


Bersama temanku yang bernama kekosongan aku hanya bisa tersenyum disaat aku kembali teringat saat kau dan aku berusaha membangun tempat bermain kita ini. tatkala air mata ku pun terjatuh tanpa aku sadari. hari-hari itu sangat lah berarti untukku dan akan terus aku jadikan bahan pelajaran ku untuk suatu nanti ketika ada seseorang yang menjemputku dari sini. ataupun matahari yang akan muncul menggantikan Hujan.


Api unggun yang ku buat malam ini hanya bisa tersenyum memandangku yang aku pikir, menurut mereka, aku itu adalah orang yang setia dan mau belajar atas kesalahan yang telah aku perbuat. namun di satu sisi aku melihat api unggun seakan tertawa terbahak-bahak bahkan hampir bosan ia menemaniku setiap malam dan berpikir bahwa aku adalah orang bodoh yang masih saja berkutat pada masa lalu dan kegagalan ku.


Sedangkan disisi lain aku melihat bintang dari atap yang sudah koyak. bahkan bintang itu pun berbentuk seperti yang ingin pikiran ku harapkan, yaitu keindahan sinarnya, hati ku berkata lain, ia melihat wajahmu yang tidak kalah disinari oleh bintang. sambil tersenyum juga menitikkan air mata aku pun membayangkan kenapa? pada saat itu? aku seharusnya?.. Penyesalan yang tak berujung tetap saja membuat ku nyaman berada di tempat ini. aku pun membuat janji yang orang lain pun tak tahu, demi membayar janji kita untuk tetap berada disini atau beranjak pergi. bahkan aku lah yang mengusirmu. dan pada saat yang sama aku juga berpikir, kenapa engkau merasa jenuh tinggal disini? apa karena sifat ku yang memang sudah membuat mu lelah? atau memang benar-benar rasa ingin tinggal di gubuk kecil ini sudah tidak ada, dan kau menginginkan bebas di padang savana yang luas?


batin ini, terus saja berkilah teentang bantah membantah yang sebenarnya ini tidak perlu diperpanjang, ini semua terasa seperti karma bagiku, aku merasa sangat menyedihkan di satu sisi aku merasa sangat kejam.

aku tidak tau, aku tidak punya jawaban atau alasan yang mutlak sempurna untuk ini semua.
semua ini perlahan membuat ku bingung. iya bingung..

Hal 2 :


Aku hanya seorang anak lelaki biasa yang belum mengerti bagaimana cara membangun sebuah gubuk atau tempat tinggal hanya untuk berdua. meskipun aku sadari seharusnya aku bisa, tetapi keraguan ku lah yang selalu memenangkan pertandingan melawan kepercayaan diriku dan terkadang skor itu pun telak.
Teman-temanku pun selalu mendukungku untuk membangunnya sampai seuatu ketika aku melihat mu, teman-temanku sangat menghujatku untuk bisa aku agar membangunnya. namun yang seperti aku katakan, aku hanyalah seorang pengecut yang terkadang hal yang belum aku lakukan akan menjadi gagal. 


Aku hanya duduk-duduk di sekitar padang savana yang luas, angin-angin pun dengan mesranya bercanda dan berbisik melalui telingaku, dan sunset yang selalu menemaniku di sore hari untuk menghabiskan hari. aku hanya memandangi mu dari kejauhan tanpa berpikir apa yang aku harus lakukan selanjutnya. aku hanya ingin menikmati saat-saat penting di penghujung hari setelah aku menimba ilmu di sebuah tempat pendidikan di sekitar desa. meskipun sepanjaang kelas aku melakukan hal yang sama kepadamu. benar-benar hari-hari yang tidak akan terlupakan dan tidak ingin aku lupakan.


Malam ini pun aku tertidur dengan nyenyak dan menunggu hari esok. malam yang dingin dan tanpa sebuah tempat berteduh saat malam adalah sesuatu yang lumrah untukku. aku tertidur dengan tersenyum dan bersyukur untuk hari ini. dan dapat bersyukur masih bisa melihat teman-temanku, bersama di sekolah desa ini.


Matahari seakan menjorok kearah wajahku. keadaan yang memang setiap hari aku jalani. aku kembali ke tempat itu, tempat yang menurutku monoton, hanya terdapat beberapa orang pintar yang berilmu dan mengajar kami yang belum ber-ilmu agar bisa menjadi seseorang yangberhasil itu sangat membosankan. namun hatiku tidak sejalan dengan pemikiranku, karena hati ku memihakmu yang selau aku lihat. dengan asyik yang lain melihat beberapa bahan yang guru jelaskan, aku pun asyik dengan caraku sendiri memandang kecantikan mu yang selalu aku smakan dengan hangat nya sunset di sore hari saat aku bersantai menikmati penghujung hari. denagn nikmatnya.. iya dengan nikmatnya. 


"Hey!"


sampai akhirnya marco membuyarkan ritualku.


"Hah, kau mengganggu saja!"


"Apakah kau tau apa yang guru jelaskan untuk materi hari ini?"


"a..a..ah? apa?"


"kau ini selalu tidak fokus kalau di kelas"


"Aku selalu berfokus pada apa yang ingin aku fokuskan saja, marco"


"Sofia maksudmu?"


"Iy.. b, b, bukan!!"


"lalu siapa?"


"sudahlah sudah kita dengarkan saja penjelasan guru di depan"


"Hah, aku hanya berusaha menegurmu yang tidak memperhatikan guru"


"kali ini akan aku coba"


Aku pun mengalihkan pandangan itu dan memandangi guru di depan. aku adalah anak yang lumayan di kelas. aku tidak terlalu bodoh, dan untuk pintar pun aku tidak dapat menyanjung kalimat itu. aku hanya ingin mengetahui yang ingin aku ketahui, aku hanya ingin semua jelas, aku adalah orang yang tidak ingin melakukan suatu tujan tanpa makna dan aral yang tidak jelas, aku hanya ingin menjadi semua hal agar menjadi jelas. Namun tidak berlaku untuk hatiku yang sebenarnya pikiranku bilang, tidak jelas aku hanya bisa memandangmu yang seharusnya perasaan itu aku nyatakan.


bel berbunyi, suara lonceng tua yang di pukul dengan besi yang juga sudah mulai berkarat memukul lonceng dan menggetarkan ku. guru bilang ada tugas dan hal-hal yang harus aku kerjakan untuk mengahadapi ujian. aku akan mencoba menjadi yang terbaik, ya tentu saja sebisa ku. aku pernah berpikir bahwa dia adalah orang yang biasa. karena awalnya aku memang tidak mempunyai rasa dengan Sofia, sampai pada akhirnya, aku menjadi seperti terkutuk oleh perasaan ku itu. 

adalah di saat itu ketika istirahat siang dan aku memakan bekal gandum yang aku masak dengan beberapa rempah yang memang sangat aku sukai. aku pun makan dengan lahapnya karena semalaman aku tidak makan kemarin. sampai akhirnya suara yang berhasil dan sukses membuatku hanya bisa memandangimu  dengan bodohnya dan tidak berbuat sesuatu itu pun aku dengar dan merasuk ke telingaku..

"Cello, Hoi Cello"

aku menolah ke arah suber suara yang lembut itu yang sampai saat itu terus berdengung di telingaku.

"ada apa?"

aku pun membatin dalam hati dan tertegun, Tuhan, Ya Tuhan. 

"Ada seorang wanita, yang juga dia temanku bilang, dia menitipkan slaam untukmu Cello"

sambil tersenyum lembut ia mengatakan itu, aku hanya tidak bisa berkonsentrasi pada apa yang aku dengarkan sedangkan, hari itu adalah yang terindah.

"aa..ah iya iya"

"Haha, Cello ada yang mengagumimu ternyata"

dia menggoda ku dan aku hanya tersenyum kecil, aku memasang wajah brengsek agar menutupi ke terkejutanku.


"i..iya,"

aku pun memandangi kembali makananku dan ia pun berlalu. entah mengapa ketika aku mengingat saat itu, aku merasa membohongi diriku sendiri jika aku tidak tersenyum.



Rain QUOTE :

Ketika suatu ketika aku melihatmu tanpa disengaja ataupun aku tidak tahu itu suatu kebetulan atau keberuntungan, maka yang aku katakan adalah aku akan mencoba untuk mensyukuri.. karena sangat jarang seorang manusia bertemu dengan seseorang yang ia anggap seorang yang bukan seperti manusia, dia seperti seorang Dewi ..
mencoba untuk berharap dan berdoa di langit mendung di bulan hujan, adalah salah satu cara agar si Dewi mau melihat dan menjawab do'a orang yang kemalangan itu.. orang yang kemalangan itu pun bertanya kepada yang ia sadari yang menciptakannya, "Apakah saya dapat bertemu kembali dan berkumpul kembali dengan semuanya?" Tuhan, ketika sang Dewi menjadi manusia yang aku sayangi, aku tidak tau dan sama sekali bodoh tidak menyadari kalau nantinya kau akan berdo'a di rumah yang usang ini kepada-Mu.. 

dan Tuhan berkata kepada si kemalangan..

"Aku akan mempertemukan mu, jika engkau sudah belajar , dan mendapatkan ilmu untuk tidak membuang harapan seseorang yang suatu saat akan mendapatkan derajat tinggi di mata-Ku"
"Lalu siapa Tuhan?yang engkau maksud dengan seseorang yang mendapatkan derajat tinggi di mata-Mu?"
"Dia adalah seseorang yang masih dapat berjuang demi masa depannya dan cita citanya untuk bersamamu yang akan ku sandingkan dia untukmu”